Sekolah Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor menyelenggarakan Rapat Kerja Tahunan pada hari Selasa-Rabu, 20-21 Maret 2018, bertempat di Hotel Neo+ Green Savana by Aston Sentul Bogor. Rapat Kerja kali ini mengambil tema Inovasi Pendidikan dan Peran Sekolah Pascasarjana UIKA di Era Cyber. Ketua Badan Pengurus YPIKA dalam sambutannya menyampaikan rencana terbaru yayasan dalam menyiapkan lahan 100 hektar untuk sistem pendidikan terpadu, sementara Rektor UIKA berkesempatan membuka secara resmi kegiatan ini. Yang menarik adalah hadirnya 3 (tiga) guru besar dari 3 (tiga) kampus besar di Indonesia, yakni Prof. Dr. Bunasor Sanim, M.Sc. (IPB), Prof. Dr. Ahmad Tafsir (UIN Bandung), dan Prof. Dr. Abuddin Nata (UIN Syarief Hidayatullah). Dalam paparannya yang berjudul Tata Kelola Universitas, Prof. Dr. Bunasor mengingatkan bahwa Good University Governance adalah bagian dari Good Society Governance, karena University adalah bagian dari Society. Leader adalah sosok yang take risks, bukan risk avoiding. Universitas perlu menguatkan indigenous, sifat locality dari kampus. Oleh karenanya perlu ide-ide kreatif seperti evaluasi penerapan matrikulasi kekhasan sesuai target kompetensi, mata kuliah wawasan bahasa asing, hingga temu alumni sebagai tracer untuk penggalangan kekuatan, baik utk peningkatan kesejahteraan dan menangkap peluang-peluang yg positif, serta dalam penggalangan dana penelitian. Prof. Dr. Abuddin Nata dalam paparannya mengingatkan bahwa menjadi Universitas Swasta justeru menjadi impian Universitas Negeri, oleh karenanya pengelolaan secara profesional perlu terus dilakukan, terutama membangun hubungan-hubungan informal kepada banyak pihak. Selanjutnya beliau mengingatkan agar jangan lupa misi Islamisasi pada proyek penulisan buku yang dilakukan, juga pada kurikulum yang dibangun. Terakhir, beliau mengingatkan pentingnya tim kreatif khusus dalam pengurusan jurnal dan juga pengurusan jabatan fungsional dosen. Prof Dr. Ahmad Tafsir sesuai kepakarannya di bidang Filsafat Ilmu, banyak memberikan masukan dari sisi terma. Di antara masukan beliau adalah membiasakan penggunaan kata yang benar seperti: pengetahuan ilmu, pengetahuan filsafat, dan pengetahuan meta rasional, pendidikan Islami. Selanjutnya, beliau menyatakan bahwa sekolah ilmu itu sebenarnya hanya sampai S2, sementara S3 itu program Universitas dalam rangka membangun seseorang untuk menulis disertasi. Terakhir beliau mengingatkan bahwa visi itu harus terukur, seperti: Menjadi Pusat Unggulan di Asia Tenggara pada tahun 2025. Direktur Sekolah Pascasarjana UIKA Bogor, Prof. Dr. Didin Hafidhuddin, MS., membangun strategi pemasaran kampus dengan bersinergi bersama Direktur SDM perusahaan atau institusi terkait. Hal lainnya, beliau juga menguatkan akan pentingnya menggunakan bahasa internasional pada program seperti Ekonomi Syari’ah, dan Kelas Internasional. Wakil Direktur Sekolah Pascasarjana UIKA Bogor, Hendri Tanjung, Ph.D., menegaskan bahwa sarana prasana kampus siap menampung mahasiswa baru dalam jumlah banyak. Para dosen tetap juga didukung penuh untuk dapat menulis di jurnal-jurnal internasional. Oleh karenanya, selain membuat rencana yang baik, setiap Program Divisi agar membuat Laporan Tahunan sebagai bahan evaluasi mendalam.